Sabtu, 20 April 2013

Poliomyelitis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Kata polio berasal dari bahasa Yunani yang artinya  bentuknya yang lebih mutakhir, dari "abu-abu" dan "bercak".  Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralisis).
Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen. Penyakit ini dapat menyerang pada semua kelompok umur, namun yang paling rentan adalah kelompok umur kurang dari 3 tahun. Gejala meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki, tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusakkan jaringan syaraf , sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen.
Penyakit polio pertama terjadi di Eropa pada abad ke-18, dan menyebar ke Amerika Serikat beberapa tahun kemudian. Penyakit polio juga menyebar ke negara maju belahan bumi utara yang bermusim panas. Penyakit polio menjadi terus meningkat dan rata-rata orang yang menderita penyakit polio meninggal, sehingga jumlah kematian meningkat akibat penyakit ini. Penyakit polio menyebar luas di Amerika Serikat tahun 1952, dengan penderita 20,000 orang yang terkena penyakit ini (Miller,N.Z,2004).
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa yang di maksud dengan penyakit polio?
2.      Sejarah perkembangan penyakit polio?
3.      Apa saja jenis polio?
4.      Apa penyebab penyakit polio?
5.      Bagaimana cara penularan penyakit polio?
6.      Bagaimana gejala dan diagnosa penyakit polio?
7.      Bagaimana upaya pencegahan, dan  tindakan kita terhadap penyakit ini serta rehabilitasinya?

1.3  Tujuan
Untuk mengetahui seluk-beluk dari penyakit polio, mulai dari pengertian, sejarah  perkembangan penyakit ini, penyebabnya, gejala dan diagnosanya sampai dengan pencegahan, tindakan  dan rehabilitasi penyakit polio.
2.1  Pengertian  polio
Kata polio berasal dari bahasa Yunani yang artinya  bentuknya yang lebih mutakhir, dari "abu-abu" dan "bercak".  Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini merupakan penyakit yang menular. Agen pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui mulut, mengifeksi saluran usus.
Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen. Penyakit ini dapat menyerang pada semua kelompok umur, namun yang paling rentan adalah kelompok umur kurang dari 3 tahun.
Description: D:\DATA MINI\MK mini\MK Semester 2\Patologi umum\Polio_lores134.jpg  Description: D:\DATA MINI\MK mini\MK Semester 2\Patologi umum\Polio_sequelle.jpg

2.2  Sejarah perkembangan polio
Description: D:\DATA MINI\MK mini\MK Semester 2\Patologi umum\polio-egypt-wikipedia.org_ 1.jpgPenyakit polio telah dikenal sejak zaman dahulu kala, ini bisa kita lihat dari ukiran yang ditemukan dalam dinding piramid tua Mesir Kuno,  yang menggambarkan seorang anak muda yang menyender pada tongkat dengan salah satu kakinya yang mengalami atrofi penciutan otot tungkai kakinya.


Penyakit poliomyelitis zaman MesirKuno
Source:wikipedia.org



Penyakit polio menyebar ke negara maju belahan bumi utara yang bermusim panas. Penyakit polio menjadi terus meningkat dan rata-rata orang yang menderita penyakit polio meninggal, sehingga jumlah kematian meningkat akibat penyakit ini. Penyakit polio menyebar luas di Amerika Serikat tahun 1952, dengan penderita 20,000 orang yang terkena penyakit ini. karena menjangkiti anak-anak terutama yang berumur di bawah lima tahun. Di sana para orang tua tidak membiarkan anak mereka keluar rumah, gedung-gedung bioskop dikunci, kolam renang, sekolah dan bahkan gereja tutup. ( Miller,N.Z, 2004 ).
Dari catatan diketahui bahwa selama 10 tahun terakhir ini, telah pernah terjadi 16 kali Kejadian Luar Biasa penyakit poliomyeitis di 15 negara, yang menimbulkan 464 kasus kelumpuhan penyakit poliomyelitis, yang disebabkan oleh tiga jenis serotipe virus polio yang kita kenal. Salah satu kejadian VDPV  terjadi di pulau Madura Indonesia, pada tahun 2005, yang  menyebabkan 46 kasus kelumpuhan penyakit polio yang virusnya berasal dari vaksin polio oral.
Meskipun banyak usaha telah dilakukan, pada tahun 2004 angka infeksi polio meningkat menjadi 1.185 di 17 negara dari 784 di 15 negara pada tahun 2003. Sebagian penderita berada di Asia dan 1.037 ada di Afrika. Nigeria memiliki 763 penderita, India 129, dan Sudan 112. Pada 5 Mei 2005, dilaporkan terjadi ledakan infeksi polio di Sukabumi akibat strain virus yang menyebabkan wabah di Nigeria. Virus ini diperkirakan terbawa dari Nigeria ke Arab dan sampai ke Indonesia melalui tenaga kerja Indonesia yang bekerja di Arab atau orang yang bepergian ke Arab untuk haji atau hal lainnya.Sumber : http://bits.wikimedia.org/favicon/wikipedia.ico
Secara global,  menurut Global Polio Eradication Initiative, jumlah kasus polio menurun secara signifikan dibandingkan pada tahun 2011.  Pada tanggal 14 November, telah dilaporkan sejumlah 187 kasus polio, menurun dari 520 kasus pada waktu yang sama di tahun 2011. Penurunan jumlah kasus polio ini memberikan harapan pada para ahli bahwa penyakit yang melemahkan ini akhirnya dapat di berantas. Lalu, muncul 182 kasus yang berasal dari 3 negara endemik, yaitu Nigeria (101), Pakistan (54) dan Afganistan (27).  Lima kasus lainnya dilaporkan datang dari satu negara non endemik, yaitu Chad.  Sumber dari  VacciNews-24/11/2012.
2.3  Jenis polio
1.      Polio non-paralisis
Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif. Terjadi kram otot pada leher dan punggung, otot terasa lembek jika disentuh.

2.      Polio paralisis spinal
Strain poliovirus ini menyerang saraf tulang belakang, menghancurkan sel tanduk anterior yang mengontrol pergerakan pada batang tubuh dan otot tungkai. Meskipun strain ini dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, kurang dari satu penderita dari 200 penderita akan mengalami kelumpuhan. Kelumpuhan paling sering ditemukan terjadi pada kaki. Setelah virus polio menyerang usus, virus ini akan diserap oleh pembulu darah kapiler pada dinding usus dan diangkut seluruh tubuh. Virus Polio menyerang saraf tulang belakang dan syaraf motorik  yang mengontrol gerakan fisik. Pada periode inilah muncul gejala seperti flu.
Namun, pada penderita yang tidak memiliki kekebalan atau belum divaksinasi, virus ini biasanya akan menyerang seluruh bagian batang saraf tulang belakang dan batang otak. Infeksi ini akan memengaruhi sistem saraf pusat menyebar sepanjang serabut saraf. Seiring dengan berkembang biaknya virus dalam sistem saraf pusat, virus akan menghancurkan syaraf motorik. Syaraf motorik tidak memiliki kemampuan regenerasi dan otot yang berhubungan dengannya tidak akan bereaksi terhadap perintah dari sistem saraf pusat. Kelumpuhan pada kaki menyebabkan tungkai menjadi lemas kondisi ini disebut acute flaccid paralysis (AFP). Infeksi parah pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan kelumpuhan pada batang tubuh dan otot pada toraks (dada) dan abdomen (perut), disebut quadriplegia.

3.      Polio bulbar
Polio jenis ini disebabkan oleh tidak adanya kekebalan alami sehingga batang otak ikut terserang. Batang otak mengandung syaraf motorik yang mengatur pernapasan dan saraf kranial, yang mengirim sinyal ke berbagai syaraf yang mengontrol pergerakan bola mata; saraf trigeminal dan saraf muka yang berhubungan dengan pipi, kelenjar air mata, gusi, dan otot muka; saraf auditori yang mengatur pendengaran; saraf glossofaringeal yang membantu proses menelan dan berbagai fungsi di kerongkongan; pergerakan lidah dan rasa; dan saraf yang mengirim sinyal ke jantung, usus, paru-paru, dan saraf tambahan yang mengatur pergerakan leher.
Tanpa alat bantu pernapasan, polio bulbar dapat menyebabkan kematian. Lima hingga sepuluh persen penderita yang menderita polio bulbar akan meninggal ketika otot pernapasan mereka tidak dapat bekerja. Kematian biasanya terjadi setelah terjadi kerusakan pada saraf kranial yang bertugas mengirim 'perintah bernapas' ke paru-paru. Penderita juga dapat meninggal karena kerusakan pada fungsi penelanan; korban dapat 'tenggelam' dalam sekresinya sendiri kecuali dilakukan penyedotan atau diberi perlakuan trakeostomi untuk menyedot cairan yang disekresikan sebelum masuk ke dalam paru-paru. Namun trakesotomi juga sulit dilakukan apabila penderita telah menggunakan 'paru-paru besi' (iron lung). Alat ini membantu paru-paru yang lemah dengan cara menambah dan mengurangi tekanan udara di dalam tabung. Kalau tekanan udara ditambah, paru-paru akan mengempis, kalau tekanan udara dikurangi, paru-paru akan mengembang. Dengan demikian udara terpompa keluar masuk paru-paru. Infeksi yang jauh lebih parah pada otak dapat menyebabkan koma dan kematian.
Tingkat kematian karena polio bulbar berkisar 25-75% tergantung usia penderita. Hingga saat ini, mereka yang bertahan hidup dari polio jenis ini harus hidup dengan paru-paru besi atau alat bantu pernapasan. Polio bulbar dan spinal sering menyerang bersamaan dan merupakan sub kelas dari polio paralisis. Polio paralisis tidak bersifat permanen. Penderita yang sembuh dapat memiliki fungsi tubuh yang mendekati normal.


2.4  Penyebab


Description: D:\DATA MINI\MK mini\MK Semester 2\Patologi umum\220px-Polio.jpg

Berasal dari keluarga Picornavirus, dan virus polio ini juga masuk dalam sub group enterovirus yang hidup dan berkembang biak atau replikasi didalam usus manusia, bersama 70 jenis virus lainnya hidup didalam saluran pencernaan manusia.

Virus polio ini adalah salah satu virus jenis RNA terkecil yang dikenal, diameternya hanya sekitar 25-30 nm(nano meter). Terdiri dari 3 jenis serotipe, yaitu virus polio type 1 (Brunhilde, Maryland, penyebab paralytic polio), virus polio type 2 (Lansing, Michigan, penyebab fatal paralytic polio) dan virus polio type 3 (Leon, California, penyebab fatal paralytic polio).
2.5  Cara penularan
Penyakit polio menular melalui kontak antar manusia. Penularan virus terjadi melalui beberapa cara:
- Secara langsung dari orang ke orang
- Melalui percikan ludah penderita
- Melalui tinja penderita.

Virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja penderita penyakit polio atau bisa juga dari air liur penderita penyakit polio. Kemudian virus menginfeksi bagian usus yang kemudian memasuki aliran darah dan mengalir ke sistem saraf pusat sehingga bisa menyebabkan melemahnya otot serta terkadang menyebabkan kelumpuhan.
Resiko terjadinya polio yaitu:
-          Belum mendapatkan imunisasi polio
-          Bepergian ke daerah yang masih sering ditemukan polio
-          Kehamilan
-          Usia sangat lanjut atau sangat muda
-          Luka di mulut/ hidung/tenggorokan (misalnya baru menjalani pengangkatan amandel atau pencabutan gigi).
-          Stres atau kelelahan fisik yang luar biasa (karena stres emosi dan fisik dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh).


2.6  Gejala
Terdapat 3 pola dasar pada infeksi polio:
-  Infeksi subklinis
-  Non-paralitik
- Paralitik.

Poliomielitis klinis menyerang sistem saraf pusat (otak dan korda spinalis) serta terbagi menjadi non-paralitik serta paralitik. 95% kasus merupakan infeksi subklinis.  Infeksi klinis bisa terjadi setelah penderita sembuh dari suatu infeksi subklinis.
1.      Infeksi subklinis (tanpa gejala atau gejala berlangsung selama kurang dari 72 jam)
- demam ringan
- sakit kepala
- tidak enak badan
- nyeri tenggorokan
- tenggorokan tampak merah
- muntah.
2. Poliomielitis non-paralitik (gejala berlangsung selama 1-2 minggu)
- demam sedang
- sakit kepala
- kaku kuduk
- muntah
- diare
- kelelahan yang luar biasa
- rewel
- nyeri atau kaku punggung, lengan, tungkai, perut
- kejang dan nyeri otot
- nyeri leher
- nyeri leher bagian depan
- kaku kuduk
- nyeri punggung
- nyeri tungkai (otot betis)
- ruam kulit atau luka di kulit yang terasa nyeri
-kekakuan otot.
3. Poliomielitis paralitik
- demam timbul 5-7 hari sebelum gejala lainnya
- sakit kepala
- kaku kuduk dan punggung
- kelemahan otot asimetrik
- onsetnya cepat
- segera berkembang menjadi kelumpuhan
- lokasinya tergantung kepada bagian korda spinalis yang terkena
- perasaan ganjil/aneh di daerah yang terkena (seperti tertusuk jarum)
- peka terhadap sentuhan (sentuhan ringan bisa menimbulkan nyeri)
- sulit untuk memulai proses berkemih
- sembelit
- perut kembung
- gangguan menelan
- nyeri otot
- kejang otot, terutama otot betis, leher atau punggung
- ngiler
- gangguan pernafasan
- rewel atau tidak dapat mengendalikan emosi
- refleks Babinski positif.

BAB III
PENUTUP

1.1  Kesimpulan
-          Polio adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus polio yang dapat mengakibatkan terjadinya kelumpuhan yang permanen, Jenis polio ada 3 yaitu Polio Non-Paralisis, Polio Paralisis Spinal, Polio Bulbar.
-           Gejala polio meliputi demam, lemas, sakit kepala, muntah, sulit buang air besar, nyeri pada kaki/tangan, kadang disertai diare. Kemudian virus menyerang dan merusakkan jaringan syaraf , sehingga menimbulkan kelumpuhan yang permanen.
-          Pencegahan polio antara lain melakukan cakupan imunisasi yang tinggi dan menyeluruh, Pekan Imunisasi Nasional yang telah dilakukan Depkes tahun 1995, 1996, dan 1997, Survailance Acute Flaccid Paralysis, melakukan Mopping Up.

1.2  Saran










  
Daftar Pustaka